Pertarungan Indonesia Melawan Penyakit Kronis

Pertarungan Indonesia melawan penyakit kronis telah menjadi perhatian mendesak dalam kesehatan masyarakat. Prevalensi penyakit tidak menular (PTM) terus meningkat. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2019, penyakit kronis seperti diabetes, kanker, penyakit kardiovaskular, dan penyakit pernapasan kronis menyumbang sebagian besar angka kematian di negara ini. Situasi ini memberikan tekanan besar pada sistem kesehatan Indonesia dan inisiatif-inisiatif yang bertujuan untuk meningkatkan hasil kesehatan masyarakat.

Untuk mengatasi masalah ini, Indonesia telah memperkenalkan berbagai strategi pencegahan dan pengelolaan, termasuk program kesehatan masyarakat dan inisiatif pelatihan tenaga kesehatan. Meskipun demikian, melawan penyakit kronis membutuhkan dedikasi yang berkelanjutan, solusi kreatif, dan upaya kolaboratif dari semua sektor masyarakat.

Artikel ini mengulas kondisi terkini penyakit kronis di Indonesia, menyoroti upaya pencegahan dan pengelolaan yang penting, serta mengeksplorasi tantangan yang dihadapi dalam menangani epidemi yang terus meningkat ini. Dengan mengatasi masalah-masalah tersebut dan memberdayakan tenaga kesehatan, Indonesia dapat mengambil langkah-langkah bermakna untuk mengurangi beban penyakit kronis pada masyarakatnya.

Gambaran Umum Penyakit Tidak Menular (PTM) di Indonesia

1. Data Epidemiologi Terbaru

pertarungan Indonesia melawan penyakit kronis: Prevalensi Penyakit Tidak Menular (PTM) di Indonesia

Penyakit Tidak Menular (PTM) bertanggung jawab atas sekitar 74% dari seluruh kematian di dunia. Sekitar 41 juta orang meninggal setiap tahun akibat PTM, dengan lebih dari 17 juta kematian tersebut bersifat prematur (terjadi sebelum usia 70 tahun).

Hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menunjukkan prevalensi hipertensi yang masih tinggi (30.8%) dan diabetes (11.7%) berdasarkan pengukuran tekanan darah dan pemeriksaan kadar gula darah.

Survei tersebut juga menunjukkan bahwa 59.1% penyebab disabilitas (penglihatan, pendengaran, berjalan) pada individu berusia 15 tahun ke atas adalah penyakit yang didapat, di mana 53.5% di antaranya merupakan penyakit tidak menular (PTM), terutama hipertensi (22.2%) dan diabetes (10.5%).

2. Faktor Risiko Utama

pertarungan Indonesia melawan penyakit kronis: Faktor Risiko Utama Penyakit Tidak Menular (PTM) di Indonesia

Berdasarkan keberadaan faktor risiko, kejadian hipertensi dan diabetes lebih tinggi pada kelompok dengan obesitas sentral atau kurangnya aktivitas fisik.

pertarungan Indonesia melawan penyakit kronis: Data risiko hypertensi dan diabetes dari Indonesia

3. Dampak Sosioekonomi

Biaya Kesehatan: PTM memberikan beban berat pada sistem kesehatan Indonesia, dengan biaya yang signifikan terkait dengan pengobatan dan pengelolaan (Asosiasi Ekonomi Kesehatan Indonesia – INAHEA, 2019).

Produktivitas yang Berkurang: Dampak PTM terhadap produktivitas tenaga kerja sangat besar, dengan banyak individu yang terkena penyakit ini mengalami penurunan kapasitas kerja dan peningkatan ketidakhadiran kerja (Marthias et al., 2021).

Beban Finansial pada Keluarga: Beban finansial PTM pada keluarga sangat besar, dengan banyak rumah tangga menghadapi pengeluaran kesehatan yang katastrofik akibat tingginya biaya perawatan medis yang berkelanjutan. Hal ini memperburuk kemiskinan dan tekanan ekonomi pada keluarga yang terdampak (Marthias et al., 2021).

Strategi Pencegahan

pertarungan Indonesia melawan penyakit kronis: Gambar pita cukai rokok Indonesia dan beberapa batang rokok, menggambarkan kontribusi regulasi pajak tembakau tahun 2024 dalam perlawanan Indonesia terhadap penyakit kronis seperti kanker dan penyakit paru-paru.
(Foto oleh Ardy Dwi Prayoga dari Shutterstock)

1. Inisiatif Kesehatan Masyarakat: Indonesia telah memulai berbagai kampanye kesehatan masyarakat yang bertujuan meningkatkan kesadaran tentang faktor risiko yang terkait dengan penyakit tidak menular (PTM), seperti penggunaan tembakau, pola makan buruk, dan kurangnya aktivitas fisik.

2. Regulasi dan Kebijakan: Pemerintah telah memberlakukan aturan untuk mengurangi konsumsi tembakau, seperti menetapkan usia minimum untuk merokok, menaikkan pajak, dan membatasi iklan produk tembakau.

3. Promosi Gaya Hidup Sehat: Ada program-program yang mendorong hidup sehat, termasuk pedoman nutrisi dan rekomendasi untuk berolahraga secara teratur.

4. Pengaruh Sosial dan Budaya: Pemerintah secara aktif menangani kepercayaan masyarakat dan praktik budaya yang menghambat upaya pencegahan penyakit tidak menular (PTM) demi memastikan keberhasilan intervensi kesehatan. Selain itu, pendekatan yang menghormati tradisi dan nilai-nilai masyarakat lokal sedang dikembangkan untuk mendorong kebiasaan hidup yang lebih sehat.

Strategi Pengelolaan

Petugas Posbindu sedang melakukan pemeriksaan gula darah pada masyarakat sebagai bagian dari upaya deteksi dini dan pencegahan penyakit kronis dalam perlawanan Indonesia terhadap penyakit kronis di fasilitas pelayanan kesehatan lokal di Tangerang, Banten, Indonesia.
(Foto oleh fotone agus dari Shutterstock)

1. Perawatan Terpadu: Indonesia sedang bekerja untuk mengintegrasikan penyakit tidak menular (PTM) ke dalam layanan kesehatan primer guna memberikan perawatan yang komprehensif dan berkelanjutan bagi pasien.

2. Infrastruktur Kesehatan: Inisiatif sedang dilakukan untuk meningkatkan infrastruktur kesehatan agar lebih efektif dalam mengelola penyakit kronis. Hal ini mencakup peningkatan akses ke layanan kesehatan dan menjamin ketersediaan obat-obatan esensial.

3. Program Berbasis Komunitas: Program kesehatan dalam komunitas dirancang untuk membantu pengelolaan penyakit kronis di tingkat lokal, seperti tercermin dalam peningkatan kunjungan ke fasilitas kesehatan, pelaksanaan program vaksinasi dan skrining, serta partisipasi dalam pendidikan kesehatan masyarakat (Nurjanah et al., 2024).

4. Solusi Kesehatan Digital: Pemerintah memanfaatkan telemedicine, aplikasi seluler, dan berbagai alat digital lainnya untuk meningkatkan akses ke perawatan dan menjaga kontinuitas pengobatan.

5. Pendekatan Multidisiplin: Keahlian dari berbagai disiplin ilmu kesehatan diintegrasikan melalui kolaborasi lintas profesional untuk memastikan perawatan pasien yang holistik dan meningkatkan hasil pengobatan.

Tantangan

Meskipun berbagai upaya telah dilakukan, Indonesia terus menghadapi tantangan yang signifikan. Tantangan tersebut meliputi:

1. Keterbatasan Sumber Daya

Indonesia mengalami kekurangan tenaga kesehatan, terutama spesialis (Putri, 2023). Selain itu, kekurangan ini diperburuk oleh kurangnya fasilitas pelatihan dan sumber daya yang memadai (Octavius et al., 2023).

2. Kualitas Pendidikan

Standar pendidikan kedokteran sangat bervariasi di berbagai institusi. Banyak institusi yang baru berdiri masih menawarkan pendidikan di bawah standar, yang berdampak negatif pada keterampilan tenaga kesehatan (Octavius et al., 2023).

3. Koordinasi dan Integrasi

Sebuah laporan kebijakan dari U.S. Agency for International Development (USAID) menekankan bahwa kurangnya koordinasi dalam sektor kesehatan di Indonesia menghambat pelaksanaan program pelatihan dan integrasi layanan kesehatan. Kurangnya koordinasi antara berbagai sektor yang terlibat dalam penyediaan layanan kesehatan menjadi tantangan besar dan menciptakan hambatan dalam meningkatkan hasil layanan kesehatan (Teplitskaya et al., 2021).

4. Pengumpulan dan Pemantauan Data

Kerangka kerja pengumpulan dan pemantauan data yang efektif sangat penting untuk menilai keberhasilan inisiatif pelatihan dan intervensi kesehatan. Namun, sistem yang ada di Indonesia masih belum memadai, sehingga menyulitkan upaya untuk memantau kemajuan dan mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan (Mustika et al., 2019).

5. Beban Ekonomi

Baik individu maupun perekonomian secara luas terkena dampak biaya kesehatan yang tinggi dan produktivitas yang menurun akibat penyakit kronis (Marthias et al., 2021). Menurut Endarti et al. (2024), sejumlah besar pasien menghadapi beban finansial yang signifikan akibat biaya obat-obatan yang mahal yang tidak ditanggung oleh asuransi kesehatan.

6. Perspektif Pasien

Pasien menghadapi banyak hambatan dalam mendapatkan layanan kesehatan untuk penyakit kronis, termasuk stigma, tantangan finansial, dan masalah aksesibilitas (Malini et al., 2023).

Studi dan Laporan Utama yang Menyoroti Inisiatif Strategis

Praktik Asisten Keperawatan di SMK Kesehatan Bantul, Yogyakarta
(Foto oleh Bachtiar Ari Faizal dari Shutterstock)
1. Pendidikan Kedokteran di Indonesia (Mustika et al., 2019)

Perkembangan pendidikan kedokteran di Indonesia menyoroti perjalanan pendidikan kedokteran dari masa penjajahan Belanda hingga saat ini. Implementasi kurikulum berbasis kompetensi (CBC) dan pertumbuhan yang pesat dari sekolah kedokteran telah menimbulkan kekhawatiran tentang kualitas pendidikan kedokteran secara nasional. Pemberlakuan undang-undang pendidikan kedokteran, akreditasi program kedokteran, pengembangan fakultas, dan ujian berbasis kompetensi nasional telah diterapkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan kedokteran.

2. Studi Kasus Kebijakan dalam Praktik (United Nations Population Fund, 2022)

Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2015–2019 berfokus pada pemenuhan kebutuhan kesehatan populasi lanjut usia. Kebijakan ini menekankan pentingnya pelatihan kesehatan untuk memenuhi kebutuhan meningkatnya jumlah orang tua dengan penyakit kronis. Inisiatif tersebut berorientasi pada penyediaan perawatan yang holistik dan berpusat pada pasien di seluruh layanan preventif, promotif, kuratif, rehabilitatif, spesialis, paliatif, dan jangka panjang. 

3. Lapangan Kerja Pemuda di Bidang Kesehatan (United States Agency for International Development, 2020)

Studi kasus ini menyoroti peluang untuk meningkatkan lapangan kerja bagi pemuda di bidang kesehatan di Indonesia. Studi ini menekankan pentingnya pendidikan teknis dan vokasi (TVET) dalam membangun tenaga kerja kesehatan di masa depan. Selain itu, studi ini menyoroti kontribusi pemuda yang kuat terhadap sektor kesehatan. Studi ini juga menyerukan penciptaan lingkungan kerja yang mendukung bagi pengembangan tenaga kerja muda.

Pentingnya Pelatihan Kesehatan dalam Pencegahan dan Pengelolaan Penyakit Kronis

1. Deteksi Dini dan Diagnosis

Pelatihan yang memadai memungkinkan tenaga kesehatan untuk mengidentifikasi dan mendiagnosis penyakit kronis pada tahap awal. Pengenalan dini sangat penting untuk strategi pengelolaan dan pengobatan yang efektif.

2. Edukasi Pasien

Tenaga kesehatan yang terlatih memberikan instruksi kepada pasien mengenai perubahan gaya hidup dan pengelolaan kesehatan mereka sendiri. Pendekatan ini dapat membantu mencegah atau memperlambat perkembangan kondisi kronis.

3. Keterlibatan Komunitas

Program pendidikan mencakup inisiatif penyuluhan masyarakat, yang membantu meningkatkan kesadaran dan mendorong tindakan pencegahan di tingkat lokal.

4. Pendekatan Multidisiplin

Pelatihan yang menyeluruh mendorong pendekatan kolaboratif di mana tenaga kesehatan dari berbagai disiplin ilmu bekerja sama untuk memberikan perawatan yang komprehensif.

5. Peningkatan Hasil Pengobatan

Pelatihan yang berkelanjutan memastikan tenaga kesehatan tetap mendapatkan informasi tentang pedoman pengobatan terkini, yang menghasilkan peningkatan hasil bagi pasien.

Arah Masa Depan untuk Pertarungan Indonesia Melawan Penyakit Kronis

Seiring dengan terus meningkatnya penyakit kronis, diperlukan strategi yang inovatif dan komprehensif untuk mengatasi dampak yang semakin besar. Arah masa depan dalam pertarungan ini berfokus pada perluasan kemitraan, peningkatan sistem data, adopsi teknologi kesehatan digital, advokasi kebijakan kesehatan yang kuat, dan perbandingan global. Langkah-langkah ini bertujuan untuk meningkatkan akses terhadap perawatan, merampingkan pengelolaan penyakit, dan mendorong solusi kesehatan yang berkelanjutan bagi bangsa.

Bendera negara-negara ASEAN berjajar di bawah logo ASEAN, melambangkan persatuan dan kerjasama di kawasan Asia Tenggara dalam berbagai sektor, termasuk perlawanan terhadap penyakit kronis.
(Foto oleh justit dari Shutterstock)
1. Perluasan Kemitraan Publik-Swasta

Kolaborasi seperti kemitraan Novo Nordisk-Bio Farma untuk produksi insulin telah menunjukkan potensi yang signifikan dalam menangani penyakit kronis tertentu, seperti diabetes. Pada Juli 2024, Novo Nordisk, sebuah perusahaan farmasi asal Denmark, bekerja sama dengan Bio Farma, perusahaan milik negara Indonesia, untuk memproduksi insulin secara lokal, seperti yang dilaporkan oleh Reuters.

Inisiatif ini bertujuan untuk mengatasi diabetes—kondisi yang memengaruhi lebih dari 19 juta penduduk Indonesia—dengan tidak hanya memastikan akses yang lebih baik terhadap obat-obatan esensial, tetapi juga memperkuat kemampuan sistem kesehatan dalam mengelola penyakit kronis secara efektif. Perluasan kemitraan serupa di berbagai sektor dapat lebih meningkatkan akses terhadap obat-obatan, teknologi, dan keahlian, sehingga memberikan manfaat bagi lebih banyak pasien dan meningkatkan pelayanan kesehatan secara nasional.

2. Peningkatan Sistem Data

Pengembangan sistem data yang kuat untuk memantau, mengevaluasi, dan mengoptimalkan strategi kesehatan sangatlah penting. Data yang andal membantu mengidentifikasi tren, mengukur keberhasilan intervensi, dan menyusun kebijakan berbasis bukti, sehingga memastikan respons yang terarah dan efektif dalam pengelolaan penyakit kronis.

3. Skalabilitas Kesehatan Digital

Mengadopsi telemedicine dan alat kesehatan berbasis seluler dapat menjembatani kesenjangan akses terhadap layanan kesehatan, terutama untuk wilayah terpencil atau yang kurang terlayani. Skalabilitas solusi kesehatan digital memungkinkan pasien menerima konsultasi tepat waktu, mengelola kondisi mereka dengan lebih efektif, dan menjaga kontinuitas perawatan.

Di Indonesia, beberapa platform telemedicine terkemuka, seperti Halodoc, Alodokter, dan Good Doctor, telah berhasil menarik jutaan pengguna. Platform-platform ini menawarkan berbagai layanan, mulai dari konsultasi dengan dokter umum dan spesialis hingga pengiriman obat dan layanan kesehatan lainnya. Fitur canggih seperti kecerdasan buatan (AI) juga telah diintegrasikan ke dalam platform telemedicine untuk membantu diagnosis penyakit dan memberikan rekomendasi pengobatan yang lebih personal.

Selain itu, aplikasi seperti SehatQ menyediakan layanan telemedicine untuk berbagai kondisi kesehatan, termasuk kesehatan mental, sementara Homecare24 menawarkan layanan perawatan di rumah, termasuk keperawatan dan fisioterapi. Platform-platform ini menunjukkan diversifikasi layanan telemedicine yang semakin berkembang, yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan spesifik komunitas di Indonesia (Sitanggang et al., 2024). Baca lebih lanjut tentang telemedicine di Indonesia dengan mengunjungi artikel kami sebelumnya di sini.

4. Advokasi Kebijakan

Advokasi kebijakan kesehatan yang berkelanjutan untuk menangani penyakit kronis sangat penting bagi kesuksesan jangka panjang. Hal ini mencakup memastikan bahwa kebijakan memprioritaskan pencegahan, pengobatan, dan sistem dukungan bagi pasien sambil mengalokasikan sumber daya yang memadai untuk memperkuat sistem kesehatan.

Salah satu contoh yang menonjol adalah Regulasi Usia Merokok terbaru berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2024 di bawah Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan. Pada Juli 2024, Indonesia menaikkan usia minimum merokok dari 18 menjadi 21 tahun dan memperkenalkan regulasi kesehatan baru untuk mengurangi kebiasaan merokok. Langkah-langkah ini mencerminkan komitmen negara untuk mengurangi kejadian penyakit kronis yang terkait dengan merokok dan mempromosikan populasi yang lebih sehat (Widianto, 2024).

5. Perbandingan Global

Belajar dari praktik terbaik negara lain dapat memberikan wawasan berharga tentang strategi yang berhasil dalam menangani penyakit kronis. Dengan mengadaptasi pelajaran ini ke dalam konteks unik Indonesia, sistem kesehatan dapat mengadopsi pendekatan dan inovasi yang lebih efektif.

Indonesia’s Battle Against Chronic Diseases: Conclusion

Dalam upaya melawan penyakit tidak menular (PTM), kolaborasi, inovasi, dan pelatihan menjadi pilar utama kemajuan. Upaya bersama lintas sektor—penyedia layanan kesehatan, pembuat kebijakan, perusahaan swasta, dan komunitas—sangat penting untuk menciptakan solusi yang berdampak dan berkelanjutan.

Inovasi, terutama dalam teknologi kesehatan digital dan sistem data, menjembatani kesenjangan dalam perawatan dan memastikan efisiensi dalam pengelolaan kondisi kronis. Sama pentingnya, pelatihan berkelanjutan membekali tenaga kesehatan dengan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk deteksi dini, pengelolaan yang efektif, dan perawatan yang berpusat pada pasien.

Dengan memprioritaskan strategi yang saling terhubung ini, Indonesia tidak hanya dapat mengurangi beban PTM tetapi juga mendorong terciptanya masyarakat yang lebih sehat dan tangguh.

Memberdayakan Tenaga Kesehatan untuk Melawan Penyakit Kronis di Indonesia

Untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan tenaga kesehatan di Indonesia, Zafyre menawarkan solusi pelatihan eLearning dengan kursus bersertifikasi internasional dan Kementerian Kesehatan. Kursus ini dirancang untuk membekali tenaga kesehatan dengan informasi terkini dan teknik efektif dalam pencegahan dan pengelolaan penyakit kronis.

Dengan mengikuti program pelatihan Zafyre, tenaga kesehatan dapat tetap terbarui dengan kemajuan terbaru di bidang kesehatan dan meningkatkan hasil perawatan pasien.

Bergabunglah dengan Zafyre hari ini dan jadilah bagian dari gerakan melawan penyakit kronis di Indonesia.

Pertarungan Indonesia Melawan Penyakit Kronis: Daftar Referensi
A. Artikel Jurnal Indonesia
  1. Nurjanah, A., Sativa, S. Z., Astuti, A. D., Rangkuti, S. R., Nafisah, N., Fitri, N., Utami, R., & Nasution, I. S. (2024). Analisis kebijakan kesehatan mendorong partisipasi masyarakat dalam program pencegahan penyakit. Jurnal Anestesi: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran, 2(3), 178–191. https://doi.org/10.59680/anestesi.v2i3.1223
  2. Sitanggang, A. S., Imanuel, R. G., Rapa’, N. I., Shandie, W., & Halim, I. J. (2024). Telemedicine: Revolusi akses dan efisiensi pelayanan kesehatan di era digital. Nusantara Journal of Multidisciplinary Science, 2(1), 12–18. https://jurnal.intekom.id/index.php/njms
B. Artikel Jurnal Lainnya
  1. Arifin, H., Chou, K.-R., Ibrahim, K., Fitri, S. U. R., Pradipta, R. O., Rias, Y. A., Sitorus, N., Wiratama, B. S., Setiawan, A., Setyowati, S., Kuswanto, H., Mediarti, D., Rosnani, R., Sulistini, R., & Pahria, T. (2022). Analysis of Modifiable, Non-Modifiable, and Physiological Risk Factors of Non-Communicable Diseases in Indonesia: Evidence from the 2018 Indonesian Basic Health Research. Journal of Multidisciplinary Healthcare, 15(1), 2203–2221. https://doi.org/10.2147/JMDH.S382191 
  2. Endarti, D., Andayani, T. M., Widayanti, A. W., Rohmah, S., Banjarani, R. R., & Ghearizky, N. A. (2024). Chronic disease costs from a patient’s perspective: A survey of patients with stroke, heart disease, and chronic kidney disease visiting a district hospital in Indonesia. Journal of Pharmacy & Pharmacognosy Research, 13(1), 274–283. https://doi.org/10.56499/jppres24.2036_13.1.274
  3. Malini, H., Efendi, F., Kadar, K., Putri Lenggogeni, D., & Puspita Sari, Y. (2023). Health literacy and associated factors among patients with chronic diseases in Indonesia. Journal of Public Health. https://doi.org/10.1007/s10389-023-02035-8
  4. Marthias, T., Anindya, K., Ng, N., McPake, B., Atun, R., Arfyanto, H., Hulse, E. S., Zhao, Y., Jusril, H., Pan, T., Ishida, M., & Lee, J. T. (2021). Impact of non-communicable disease multimorbidity on health service use, catastrophic health expenditure and productivity loss in Indonesia: a population-based panel data analysis study. BMJ Open, 11(2), e041870. https://doi.org/10.1136/bmjopen-2020-041870 
  5. Mustika, R., Nishigori, H., Ronokusumo, S., & Scherpbier, A. (2019). The Odyssey of Medical Education in Indonesia. The Asia Pacific Scholar, 4(1), 4–8. https://doi.org/10.29060/taps.2019-4-1/gp1077
  6. Octavius, G. S., Wijayanto, R., & Yanto, T. A. (2023). Transformation of Indonesian Health System: The Impact on Medical Education. International Medical Education, 2(2), 96–99. https://doi.org/10.3390/ime2020009
C. Laporan
  1. Karmini, N., & Alangkara, D. (2025, January 6). Indonesia launches free meals program to feed children and pregnant women to fight malnutrition. AP News. https://apnews.com/article/indonesia-prabowo-subianto-free-meals-children-mothers-213a04587203434f3f85950725e84a8b
  2. Putri. (2023, October 10). Opportunities and challenges for foreign doctors in Indonesia – Integrity Indonesia. Integrity Indonesia. https://www.integrity-indonesia.com/blog/2023/10/10/overcoming-medical-workforce-shortages-opportunities-and-challenges-for-foreign-doctors-in-indonesia/
  3. Reuters. (2024, July 10). Novo Nordisk, Indonesia’s Bio Farma sign deal to package insulin. Reuters. https://www.reuters.com/markets/deals/novo-nordisk-indonesias-bio-farma-sign-deal-produce-insulin-2024-07-10/
  4. Widianto, S. (2024, July 31). Indonesia raises smoking age limit, will curb cigarette advertising. Reuters. https://www.reuters.com/world/asia-pacific/indonesia-raises-smoking-age-limit-will-curb-cigarette-advertising-2024-07-31/ 
D. Referensi Lainnya
  1. Indonesian Health Economics Association (INAHEA). (2019). Economic impact of NCDs by health system perspective. Retrieved from https://www.inahea.org/wp-content/uploads/2019/11/Economic-impact-of-NCDs-by-health-system-perspective.pdf
  2. Sadomo, R., & Fauzi, L. (2021). Non-Communicable Diseases in Indonesia: Prevalence and Risk Factor. Proceedings of the 5th International Conference on Sports, Health, and Physical Education, ISMINA 2021, 28-29 April 2021, Semarang, Central Java, Indonesia. https://doi.org/10.4108/eai.28-4-2021.2312234 
  3. Teplitskaya, L., Sucahya, P., Marbun, D., & Rakhmadi, M. (2021). Improving Planning, Implementation, and Monitoring of Minimum Service Standards for Health in Indonesia. In Health Policy Plus (HP+). http://www.healthpolicyplus.com/ns/pubs/18487-18881_IndoSPMBrief.pdf 
  4. United Nations Population Fund (UNFPA). (2022). Policy-in-practice case study: Indonesia. https://asiapacific.unfpa.org/sites/default/files/pub-pdf/casestudy-indonesia_final.pdf
  5. United States Agency for International Development (USAID). (2020). Case Study: Opportunities for Increasing Youth Employment in Health in Indonesia. https://hrh2030program.org/wp-content/uploads/2020/08/TVET-Indonesia-case-study.pdf 
  6. World Health Organization. (2019). Noncommunicable diseases country profiles: Indonesia. https://iris.who.int/bitstream/handle/10665/333799/NCD_CCS_2019_Country_Profile_IDN.pdf 

Pertarungan Indonesia Melawan Penyakit Kronis

Pertarungan Indonesia Melawan Penyakit Kronis

This article is entitled Pertarungan Indonesia Melawa Kronis.
  1. For SEO purposes: Pertarungan Indonesia Melawan Penyakit Kronis
Disregard