Keberhasilan industri layanan kesehatan bergantung pada kolaborasi. Ingatlah bagaimana kerja kelompok berhasil menyelamatkan nyawa seseorang, atau bagaimana seorang anggota tim membantu Anda menyelesaikan giliran kerja yang berat. Contoh seperti ini menunjukkan kekuatan kolaborasi yang efektif. Namun, dalam lingkungan kerja yang bertekanan tinggi seperti layanan kesehatan, konflik tidak dapat dihindari. Mengatasinya secara konstruktif sangat penting untuk menjaga kohesi tim dan memberikan perawatan terbaik kepada pasien.
Konflik dalam pelayanan kesehatan memiliki berbagai bentuk, masing-masing membutuhkan pendekatan yang berbeda untuk penyelesaiannya. Mari kita bahas beberapa skenario konflik umum dan dampaknya terhadap tim medis.
(Photo by Kues on Shutterstock)
Konflik tersulit sering terjadi dalam diri kita sendiri. Dilema etika, stres pribadi, atau prioritas yang bertentangan dapat memengaruhi kemampuan kita untuk fokus dan bekerja dengan baik. Misalnya, menyeimbangkan keyakinan budaya pasien dengan rekomendasi medis dapat menciptakan ketegangan internal.
Penyelesaian konflik intrapersonal membutuhkan kesadaran diri dan introspeksi. Identifikasi dengan jelas akar tantangan, cari bimbingan dari mentor atau konselor, dan praktikkan strategi perawatan diri seperti mindfulness atau mengambil istirahat singkat untuk mendapatkan ketenangan.
(Foto oleh PeopleImages.com – Yuri A di Shutterstock)
Tekanan dalam lingkungan pelayanan kesehatan yang cepat seringkali memicu konflik antar anggota tim. Kesalahpahaman, perbedaan gaya kerja, dan perbedaan pribadi dapat dengan mudah membesar menjadi kekacauan yang memengaruhi kolaborasi dan perawatan pasien.
Konflik interpersonal membutuhkan pemahaman dari semua pihak yang terlibat. Terapkan mendengarkan aktif untuk memahami persepsi, dan lakukan mediasi jika diperlukan. Tetapkan standar komunikasi yang jelas untuk menghindari kesalahpahaman di kemudian hari.
Konflik ini biasanya melibatkan masalah sistemik seperti perubahan kebijakan, alokasi sumber daya, atau alur kerja baru. Misalnya, mengubah jadwal kerja dan tidak dapat mengakomodasi preferensi semua orang dapat menyebabkan ketidakpuasan di antara karyawan.
Penyelesaian konflik organisasi membutuhkan komunikasi terbuka. Adakan diskusi tim untuk menyampaikan kekhawatiran dan ide solusi. Jika masalah terus berlanjut, eskalasi ke pimpinan dengan saran yang memenuhi kebutuhan tim dan organisasi.
Dilema etika muncul ketika otonomi pasien bertentangan dengan rekomendasi medis. Misalnya, seorang pasien dalam kondisi kritis mungkin menolak perawatan yang dapat menyelamatkan nyawanya karena keyakinan pribadi atau agama.
Rujuk pada kebijakan rumah sakit dan pedoman etika dalam situasi seperti ini. Bekerja sama dengan tim kesehatan untuk mengeksplorasi alternatif pengobatan dan diskusikan secara terbuka dengan pasien tentang risiko dan opsi yang tersedia.
Ilustrasi oleh Skyline Graphics dari Shutterstock
Di luar komunikasi klinis, kerangka kerja SBAR (Situation, Background, Assessment, Recommendation) adalah alat yang berguna untuk mengurangi konflik di tempat kerja. Kerangka ini memberikan struktur yang membantu menjaga percakapan tetap fokus dan produktif.
Sebagai contoh, jika seseorang sering menyela rekan timnya selama rapat, Anda dapat menggunakan SBAR untuk menangani hal ini, seperti:
Dengan membingkai percakapan secara hormat dan mengarahkan diskusi pada solusi, SBAR mendorong kerja tim dan saling pengertian.
Konflik yang tidak terselesaikan dapat mengganggu dinamika tim, membahayakan keselamatan pasien, dan meningkatkan stres serta burnout di antara tenaga kesehatan. Mengatasi konflik secara konstruktif membangun tim yang lebih kuat, mendorong komunikasi yang efektif, dan pada akhirnya meningkatkan hasil pasien.
Konflik dapat diubah menjadi peluang untuk pertumbuhan, menciptakan lingkungan pelayanan kesehatan yang penuh kepercayaan dan kolaborasi, asalkan pendekatan dilakukan dengan empati, struktur, dan komitmen untuk penyelesaian.
Pelatihan Resolusi Konflik dari Zafyre memberikan alat praktis bagi tenaga kesehatan untuk menciptakan tempat kerja yang harmonis dan efektif. Peserta akan belajar bagaimana:
● Menciptakan lingkungan yang mendukung kepercayaan dan komunikasi terbuka dalam tim.
● Mengidentifikasi tanda-tanda awal konflik, dan menangani mereka sebelum konflik semakin dalam.
● Mendorong kerja sama tim yang terpadu dan efektif.
Dengan membekali diri Anda dengan keterampilan ini, Anda dapat mengubah tantangan di tempat kerja menjadi peluang untuk pertumbuhan dan kolaborasi. Ikuti perjalanan untuk memperkuat tim dan meningkatkan kualitas perawatan pasien mulai hari ini.
Mulai percobaan gratis Anda sekarang dan investasikan untuk masa depan Anda!